Nahkoda Baru PAN Sulsel Diharapakan Punya Kesiapan Bertarung di Pilgub

Dua calon nahkoda PAN Sulsel, Chaidir Syam dan Husniah Talenrang. --
DISWAY, SULSEL - Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan didorong tidak sekadar memilih figur organisatoris dalam menentukan Ketua DPW periode 2025-2030.
Saat ini, PAN Sulsel tengah dalam proses Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk mencari nakhoda barunya setelah Ashabul Kahfi resmi demisioner, setelah menjabat empat periode.
Ada 4 nama yang ditunjuk menjadi formatur untuk merumuskan jajaran pimpinan PAN Sulsel. Keempatnya adalah, Viva Yoga dari unsur DPP, Ashabul Kahfi, Chaidir Syam dan Husniah Talenrang. Akan tetapi, Chaidir dan Husniah digadang-gadang menjadi dua calon kuat Ketua DPW PAN Sulsel yang baru.
Sementara siapa pun yang terpilih di antara Chaidir dan Husniah, diprediksi akan disiapkan oleh PAN untuk melangkah ke Pilgub Sulsel 2029.
Demisioner Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Usman Lonta, menekankan pentingnya menyiapkan sosok yang tak hanya mampu memimpin partai, tetapi juga diproyeksikan maju di Pilgub Sulsel 2028.
“Sebenarnya idealnya begitu. Ketua partai itu memang harus disiapkan untuk menjadi calon kepala daerah. Karena partai ini punya garis perjuangan yang harus diwujudkan melalui kebijakan publik,” kata Usman saat diwawancarai Harian Disway Sulsel, Kamis, 8 Mei 2025.
Menurut dia, PAN sebagai partai politik tidak cukup hanya mengincar kursi legislatif, tapi juga harus memprioritaskan posisi eksekutif yang lebih strategis dalam hal perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
“Kalau tidak sampai ke eksekutif, garis perjuangan partai hanya jadi hiasan dari muktamar ke muktamar,” ujarnya.
Pernyataan Usman ini muncul di tengah menghangatnya wacana pemilihan Ketua DPW PAN Sulsel yang digadang akan diisi antara Bupati MarosnChaidir Syam atau Bupati Gowa Husniah Talenrang.
Keduanya dinilai sebagai figur kuat, namun belum dipastikan siapa yang akan ditetapkan secara resmi oleh DPP PAN.
Usman menyebut pentingnya kesadaran struktural bahwa partai harus melakukan kaderisasi jangka panjang, termasuk dalam menyiapkan calon pemimpin daerah.
Mantan Anggota DPRD Sulsel ini juga menolak ide mengusung figur eksternal hanya karena popularitas sesaat.
"Calon pemimpin itu tidak bisa muncul tiba-tiba. Harus punya akses luas ke masyarakat dan kompetensi yang cukup. Kalau secara pribadi, saya tidak respek dengan pola begitu (mengusung figur eksternal). Terlalu mahal biaya membangun partai kalau akhirnya orang luar yang dimajukan,” terangnya.
Bagi Usman, tugas utama partai politik adalah menyiapkan kader internal untuk maju di kontestasi eksekutif.
Sumber: