Membangun Pulau-Pulau Integritas

Membangun Pulau-Pulau Integritas

AM. Jufri -(Tenaga Ahli Wamen KPPPA /Tim Pemberdayaan Kegiatan Sinergisitas Antar KL - BNPT Tahun 2017-2024)--

 

Kita pun bertanya mengapa mereka dapat terjerat korupsi ?  Bukankah mereka berlatar pendidikan yang tinggi, aktif dalam berorganisasi, dan bahkan sebagian di antara mereka adalah aktivis anti korupsi ? 

 

Dalam perjalanan hidup, kita masing-masing tumbuh dan menempuh  titik tinggal dan pergi. Kita terus bergerak seiring waktu dan penggalan kegiatan. Kita semua lahir dan tumbuh di dalam pulau yang disebut rumah yang menjadi  lingkungan keluarga inti (Ayah,  Ibu,  Kakak dan Adik). Mereka  menjadi teman interaksi sehari-hari. Kita menjadi cerdas, sehat, trampil dan berintegritas, karena Bapak dan Ibu mendidik sepenuh jiwa mereka.  Walaupun, pada prakteknya, tidak semua lingkungan keluarga dapat secara paripurna mendidik anak-anak mereka.

 

Masa anak-anak adalah masa "tanah" yang waktunya untuk menanam berbagai nilai kebaikan. Rumah dan keluarga  adalah pulau  pertama yang diharapkan menghidupkan dan menumbuhkan karakter anak yang  berintegritas, hidup sederhana (tidak serakah), jujur (tidak berbohong) dan berani. Pembiasaan tidak memakai barang orang lain tanpa ijin dan tidak mengambil barang yang bukan haknya dapat dicontohkan dan diisiplinkan sejak kecil. Kebiasaan ini akan menghindarkan anak berprilaku curang, menyakiti dan mencuri.  

 

Sebaliknya, bila ada anggota keluarga yang tidak memperhatikan dan luput dari pembiasaan hidup berintegritas, hidup sederhana (tidak serakah), jujur (tidak berbohong) dan berani, maka ini awal pertama munculnya prilaku tidak jujur dan serakah di masa dewasa.   

 

Bila dewasa, anak kita berkeluarga, maka mereka memiliki  tanggung jawab mendidik generasi yang jujur dan sederhana. Tapi, bagaimana kalau anak kita yang tumbuh besar itu membawa kebiasaan yang tidak jujur dan serakah, maka kita bisa bayangkan,  generasi tidak berintegritas akan tercetak secara turun menurun. 

 

Pulau kedua yang akan dilewati oleh anak-anak kita adalah lembaga pendidikan.  Lembaga pendidikan yang di dalamnya ada guru dan proses pembelajaran menjadi harapan membangun generasi yang bukan hanya cerdas dan  trampil, tetapi juga memiliki karakter yang jujur, berani dan bertanggung jawab.  Di sanalah para pejuang tanpa jasa (guru) mendidik anak-anak kita.  Didikan sekolah bisa membantu dan menutupi kekurangan pendidikan karakter yang ada di rumah.

 

Disinilah pentingnya, guru dibekali kapasitas menjadi guru yang berintegritas dan mengembangkan budaya jujur, berani, dan bertanggung jawab.  Namun, bila sumber daya guru rendah, tauladan tidak dimiliki, maka pertanda kita akan panen generasi yang rentang korupsi di masa depan. Oleh karena itu, membangun budaya berintegritas (anti korupsi) di lingkungan sekolah adalah keniscayaan. 

 

Sumber: