ICRAF Ingin Pengembangan Agro Forestry di Bone, 12 Desa Akan Dijadikan Pilot Project

ICRAF Ingin Pengembangan Agro Forestry di Bone, 12 Desa Akan Dijadikan Pilot Project

<!-- wp:paragraph --> <p><strong>DISWAY, Bone</strong> - Pusat riset agroforestri internasional (international center of reseach in agroforestry/ICRAF) mengadakan kegiatan ramah tamah dan bincang bersama sejumlah media, baik cetak, elektronik maupun online di Hotel Novena Bone, Rabu malam (25/5).</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sebanyak 12 media di Bone yang diundang untuk saling bertukar pikiran dan berdiskusi soal beberapa hal yang terkait dengan misi ICRAF sekaligus memperkenalkan program Land4 Lives. Kesempatan ini ada tiga Peneliti ICRAF yang hadir, yakni Emmi, Rahayu Subekti dan Gerhard Eli Sebastian, mereka bergantian memaparkan ICRAF dan Land4lives.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Diawali dari Rahayu Subekti, memaparkan soal tahapan perjalan ICRAF di Indonesia hingga ke provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bone dinilainya cukup menarik untuk dijadikan plot pengembangan Agro Forestry dengan melihat luas daerah yang potensi jauh lebih besar dibandingkan dengan daerah wilayah lain yang ada di Sulsel.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Berdasarkan dari data awal kami fokus pada perbaikan tata kelola Land4 Lives telah memilih sub-DAS Bila Walanea (hilir) dan Sub-DAS Bila Walanea (hulu), " kata Rahayu.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Beberapa hal yang menarik untuk dijadikan uji penelitian mulai kerawanan bencana banjir dan kekeringan, penyediaan dan kebutuhan jasa lingkungan; ketahanan dan kerawanan pangan menjadi indikator-indikator penting dalam penetapan sub bentang lahan tersebut.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sementara itu, Gerhard dalam paparannya, membahas soal iklim, mulai dari dampak baik dan buruknya kondisi desa serta kesejahteraan masyaraktanya. Enam poin yang sempat disinggung nya dalam pemilihan desa plot atau pilot project penelitian dari ICRAF dan Land4 Lives.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Di antaranya melihat dari paparan kerawanan pangan, melihat dari mata pencaharian masyarakat, komoditas komersil masyarakat, dan melirik soal bentang lahan yang dimiliki suatu desa, " katanya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Selain pemaparan soal ICRAf dan Land4 Lives kepada media, para peneliti tersebut juga telah menetapkan 12 desa di kabupaten Bone untuk dijadikan plot pilot project, namun mereka belum bisa membuka dan menyebutkan ke 12 desa itu dikarenakan masih ada hal-hal lain yang dinilainya perlu dikoordinasikan lagi dengan pemerintah setempat. ***</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>( <strong>Subaer</strong>)</p> <!-- /wp:paragraph -->

Sumber: