Elektoral ASS Masih Rawan
<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Baru-baru ini beredar hasil survei Indikator Politik Indonesia tentang elektabilitas para figur Bakal Calon Kandidat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan. Terlihat dari hasil survei yang beredar tersebut, mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) berada di posisi pertama pada beberapa simulasi calon. Bahkan pada simulasi 18 nama calon, adik Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman itu, menduduki posisi teratas dengan angka 22,4 persen. Kemudian di bawahnya diikuti oleh beberapa nama figur yang juga diisukan akan bertarung di Pilgub Sulsel mendatang. Di antaranya adalah Adnan Purichta Ichsan, Andi Iwan Darmawan Aras, Rusdi Masse, Indah Putri Indriani, Ilham Arief Sirajuddin dan Danny Pomanto. Pasalnya, meskipun memuncaki hasil survei ini, posisi Sudirman dianggap belum aman. Elektoral Sudirman dinilai masih bisa diimbangi oleh para kandidat lainnya. Indikasinya, pada survei Indikator ini, terdapat undecided voters atau para pemilih yang belum menentukan pilihannya. Angkanya pun dapat dikatakan berimbang dengan elektabilitas Sudirman pada setiap simulasi. Maka dengan hasil ini pun dapat diasumsikan bahwa masih ada kemungkinan adanya swing voters yang membuat elektoral Sudirman terancam tumbang. Indikasi lainnya, elektabilitas Sudirman dikatakan masih rentan diimbangi kandidat lain karena statusnya sebagai incumbent. Di mana meskipun sebagai petahana, elektabilitas Sudirman belum unggul jauh. Pengamat Politik, Nurmal Idrus, mengakui memang ada kerawanan meskipun Sudirman saat ini dapat dikatakan memimpin di beberapa hasil survei. Apalagi, kata dia, elektabilitas Sudirman yang terpotret pada beberapa survei tersebut masih cenderung belum memperlihatkan elektoralnya sebagai seorang yang berstatus sebagai incumbent. “Saya tidak bisa mengomentari hasil survei Indikator ini. Tetapi menurut saya, posisi ASS memang tengah leading saat ini,” ujar Direktur Nurani Strategic Consulting ini kepada Harian Disway Sulsel, Minggu 28 Juli 2024. Menurut Nurmal, dengan posisi yang masih rawan tersebut, Sudirman butuh kerja keras ekstra lagi untuk meningkatkan elektabilitasnya. Terutama, kata dia, dalam penguatan jaringan-jaringan miliknya. “Meski demikian, dalam posisi sebagai petahana, angka elektabilitas itu sebenarnya masih rawan. Perlu upaya lebih keras terutama dalam menguatkan jaringan,” sebutnya. Adapun adanya undecided voters dan kemungkinan adanya swing voters, Nurmal tak menampik adanya ancaman bagi elektoral Sudirman meskipun sebagai incumbent. Kendati demikian, dia juga mengatakan bahwa untuk mengimbangi Sudirman yang telah berpaket dengan Fatmawati Rusdi juga bukan perkara mudah bagi kandidat lain. “Dengan swing voters yang masih besar, tentu ancaman itu ada. Tetapi untuk mengimbangi ASS-Fatma bukan persoalan mudah. Dengan segala kekuatan baik elektoral maupun faktor finansial untuk menjalankan tim maka peluang ASS-Fatma untuk menyelesaikan pertarungan dengan kemenangan bukan persoalan sulit,” ungkapnya. Sementara Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar Yusuf menyebutkan ada beberapa variabel yang menjadi pengganggu elektoral Sudirman sehingga elektabilitasnya belum mencerminkan seorang petahana. Di mana salah satu variabelnya adalah Sudirman yang hanya menjadi pelanjut kepemimpinan Nurdin Abdullah setelah tersandung OTT KPK. “Boleh dikata Sudirman ini adalah serpihan dari kepemimpinan Nurdin Abdullah yang sebelumnya kena masalah. Yang kedua, kelanjutannya pun kurang menggigit. Dalam hal kebijakannya masih sangat kurang bentuk kebijakan strategis dan inovasinya dalam membangun Sulsel itu tidak tampak,” jelasnya kepada Harian Disway Sulsel, Minggu 28 Juli 2024. Hal lain yang mempengaruhi elektoral Sudirman sebagai petahana adalah konflik internal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel saat dia menjabat sebagai Gubernur sebelumnya. Di mana santer dikabarkan selama dia menjabat, banyak gesekan yang terjadi di internal Pemprov akibat mutasi bahkan nonjob kepada para ASN yang diduga diputuskan sepihak. “Setiap kebijakan yang berbunyi keluar untuk bagaimana kebijakan itu dalam bentuk biasa-biasa saja malah banyak masalah, termasuk masalah pelantikan dan mutasi yang dipaksakan menjelang akhir periodesasinya. Malah itu yang muncul di permukaan,” ujarnya. Variabel-variabel di atas lah yang menurut Ibnu Hadjar membuat ketokohan Sudirman sebagai seorang petahana yang ingin kembali maju bertarung masih sangat lemah. Lebih jauh, menilai survei Indikator yang menyatakan elektabilitas Sudirman cenderung berimbang dengan persentase undecided voters, Ibnu Hadjar mengatakan hal itu ibarat bom waktu. “Para undecided voters itu bom waktu saja itu. Mereka masih menunggu figur yang ideal. Itu masuk juga ancaman bagi elektoralnya Pak Sudirman karena berpotensi mereka ke kandidat lain yang dinilai lebih ideal sesungguhnya,” tukasnya. Di sisi lain, menanggapi hasil survei Indikator untuk para kandidat Pilgub Sulsel, Pakar Politik Universitas Bosowa (Unibos), Arief Wicaksono mengatakan dengan tingginya persentase para pemilih yang belum menentukan pilihan, kemungkinan dalam survei tersebut para responden menginginkan adanya nama calon lain. “Itukan pertanyaan semi terbuka, artinya responden diberikan kesempatan untuk menggunakan jawaban alternative. Jika jawaban yang tersedia tidak cocok dengan kehendak jawaban responden. Itu artinya, ada kemungkinan publik berharap adanya calon lain, selain calon yang disediakan dalam kuisioner,” terangnya kepada Harian Disway Sulsel, Minggu 28 Juli 2024. Adapun menilai elektoral Sudirman pada hasil survei tersebut, akademisi Unibos itu mengatakan posisi tersebut belum dapat dikatakan aman. Apalagi, saat melihat undicided voters yang hanya terpaut satu persen dari elektabilitas Sudirman, dia mengatakan hal itu tentu harus menjadi perhatian. “Biasanya dalam penelitian atau survey elektabiltas, incumbent baru bisa aman jika punya elektabilitas di rentang 30 persen - 35 persen,” sebut Arief Wicaksono. “Jadi jika seseorang figur, elektabilitasnya baru mencapai 22,4 persen, dengan undecided voters sebesar 21,8 persen, maka itu yang perlu diperhatikan,” tambahnya. (REG/E)
Sumber: