DLH Optimalkan Bank Sampah di Longwis

<strong>diswaysulsel.com, MAKASSAR </strong>- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar terus berupaya mengoptimalkan program bank sampah yang ada di lorong-lorong wisata (Longwis). Plt Kepala DLH Kota Makassar, Ferdy Mochtar mengatakan, pihaknya tidak hanya fokus pada penataan, tetapi juga mencakup penanganan sampah mulai dari tingkat pertama. Yakni dari rumah-rumah warga. Ferdy mengatakan, akan memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah. Seperti salah satu inovasi yang telah diterapkan di longwis yakni Bank Sampah. Saat ini, ia menyebutkan kalau sudah ada sebanyak 1.076 unit Bank Sampah yang beroperasi produktif di tingkat warga dan instansi pemerintah. “Sistem ini berguna untuk masyarakat yang menukarkan sampah dengan sejumlah uang. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam pengelolaan sampah dan mendukung ekonominya,”ucapnya, Kamis, 12 September 2024. Ferdy mengakui, volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Tamangapa saat ini sudah melebihi kapasitasnya. Olehnya itu, ia mendorong masyarakat untuk menerapkan pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dengan begitu, jumlah sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi. “Dengan menerapkan 3R mendorong masyarakat untuk mendaur ulang sampah menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali atau diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis,” jelasnya. Sementara itu, Bidang Edukasi dan Komunikasi DLH Kota Makassar, Juardi mengatakan bahwa pihaknya memiliki 20 orang motivator yang siap turun ke masyarakat Longwis untuk edukasi soal pengelolaan bank sampah. Motivator dari DLH Kota Makassar itu akan turun jika ada permintaan dari masyarakat. Mereka menjadi perpanjangan tangan DLH untuk masyarakat. "Kalau ada permintaan di mana saja, kan kita ada motivator, kita punya motivator 20 orang, perpanjangan-tanganan dari DLH, jadi dia turun sosialisasi kepada masyarakat,"ucapnya. Selain itu, dia mengungkapkan bahwa Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mendorong setiap RT/RW memiliki satu bank sampah di lorongnya. Bahkan bank sampah menjadi satu indikator penilaian keberhasilan RT/RW dalam mengembangkan wilayahnya. "Karena program walikota itu setiap satu RW, satu bank sampah, dan itu masuk tujuh indikator penilaian bertambahnya intensifnya," imbuhnya. (Jun/C)
Sumber: