Oligarki Bayangi Pilwali Makassar
Ilustrasi. Dok: Disway/Anton.--
DISWAY, SULSEL - Menjelang pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Makassar, kekhawatiran masyarakat terhadap oligarki menguasai kota daeng semakin menguat. Ini tidak lepas maraknya informasi bersilewaran terkait itu.
Kekhawatiran ini mulai terlihat di berbagai media sosial. Di mana viral sebuah potongan video berdurasi satu menit 32 detik di platform tiktok, dengan narasi Calon Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin bertarung di Pilwali Makassar ditengarai membawa kepentingan bisnis Bosowa Grup.
Video itu diunggah akun tiktok @MakassarCyber2024. Bahkan ratusan kali telah dibagikan. "Apakah ini adalah misi seorang Munafri Arifuddin?" Keterangan unggahan tersebut diliat, Minggu, 17 November 22024. Vidio itu diunggah akun TikTok MakassarCyber2024 pada 17 Oktober lalu.
Tak hanya itu, video tersebut juga memberikan narasi terkait rekam jejak bisnis Bosowa.
Menanggapi ini, Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), Andi Januar Jaury Dharwis, mengaku heran dengan munculnya berita-berita yang berbau hoax tersebut.
"Yang saya heran kok hal-hal seperti ini, yang tidak mengandung edukasi bahkan cenderung hoax bisa viral? Kenapa bukan benteng regulasi yang diviralkan? Agar penguasa/kepala daerah/Appi sendiri tunduk dan patuh terhadap ketentuan penyelenggara pemerintahan yang berlaku," katanya kepada wartawan, Minggu, 17 November.
Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli mengatakan, pihaknya telah menangani beberapa laporan terkait konten di media sosial. Hanya saja itu tidak terkait dengan UU Tindak Pidana Pemilu, melainkan UU ITE.
"Ada beberapa (laporan masuk), karena penanganan pelanggaran setelah diproses kemudian tidak masuk undang undang pemilihan, maka kita dorong ke UU ITE," ucapnya.
Pakar Politik, Prof Sukri Tamma menilai, sangat terbuka lebar bisnis Bosowa Grup akan mengakar di Kota Makassar jika Munafri Arifuddin berhasil terpilih. Pasalnya sudah bukan rahasia, Munafri Arifuddin bagian dari Bosowa Grup.
"Sebenarnya itu tidak bisa dipisahkan, itu sudah merupakan sesuatu yang diterima secara umum. Karena itu bisa kita lihat bahwa ada banyak pengusaha jadi politisi, ada politisi jadi pengusaha, jadi tentu ini akan saling terkait," katanya.
"Yang kedua saya kira apa yang dialamatkan ke Appi itu, hal itu dalam kerangka ini bahwa kemudian dia dibiayai oleh perusahaan tertentu, saya kira mungkin saja. Karena apapun juga ini bukan hanya sekadar bisnis, tapi juga keluarga kan. Sehingga wajar saja keluarga membiayai keluarga," sambungnya.
Menurut Dekan Fisip Unhas ini, kaitan bisnis Bosowa dan kepemimpinan Appi di Kota Makassar tidak bisa dipisahkan. Sebab dinamika politik akan bergandengan dengan kepentingan bisnis.
"Kebetulan mungkin bagi Appi dikaitkan dengan Bosowa kan. Meskipun kemudian juga tidak bisa dilihat sebagai kepentingan ekonomi saja, mungkin ada tapi dia kan bagian juga dari alasan sosial bahwa ini keluarga."
"Yang ketiga, apakah kemudian ketika kandidat yang didukung oleh bisnis tertentu akan menjadikan pebisnisnya merajai sektor bisnis, itu nanti kita akan lihat," imbuhnya.
Sumber: