Diisukan Bakal Gantikan AIA, Yasir Machmud: Belum Terpikirkan
Yasir Machmud (kiri) dan Andi Iwan Darmawan Aras (kanan). Yasir Machmud membantah isu dia akan menggantikan AIA sebagai Ketua Gerindra Sulsel, Selasa, 26 November 2024.--Harian Disway Sulsel - Regent--
MAKASSAR, DISWAYSULSEL - Isu pergantian Ketua Gerindra Sulsel yang saat ini dijabat oleh Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) mulai berhembus. Isu itu muncul pasca kealpaan AIA dalam kampanye akbar paslon Andalan Hati yang diusung oleh Gerindra.
Beredar informasi, posisi AIA akan diambil Wakil Ketua DPRD Sulsel dari fraksi Partai Gerindra, Yasir Machmud yang merupakan orang dekat Amran Sulaiman.
Yasir Machmud pun membantah isu tersebut. Dia mengatakan hingga saat ini dirinya belum terpikirkan untuk menjadi Ketua Gerindra Sulsel.
"Terkait Ketua Partai Gerindra Sulsel, sampai saat ini belum terpikirkan," katanya kepada Harian Disway Sulsel, Selasa, 26 November 2024.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mengatakan, saat ini dia hanya berfokus melaksanakan tugas sebagai kader Gerindra untuk memenangkan pasangan Calon Kepala Daerah (Cakada) yang diusung oleh partai besutan Prabowo Subianto itu.
"Saya sebagai kader Partai Gerindra yang ditunjuk sebagai Bendahara tim pemenangan Andi Sudirman Sulaiman dan juga sebagai ketua tim Calon Bupati Bone Andi Asman sulaiman saat ini konsen untuk memenangkan keduanya yang juga merupakan calon usungan Partai Gerindra," jelasnya.
Sebelumnya beredar kabar adanya potensi pergantian AIA sebagai Ketua Gerindra Sulsel karena tak pernah terlibat pada setia kampanye usungan Gerindra di Pilgub Sulsel, Andalan Hati.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma ketidakhadiran Ketua Partai dalam kampanye pasangan yang diusung tidak bisa serta-merta dihakimi sebagai sikap berbeda.
"Tentu kita tidak bisa langsung men-judge bahwa itu adalah sikap yang berbeda, mungkin siapa tahu ada kegiatan lain, atau misalnya ada strategi lain yang kadangkala yang membuat tidak hadir," ujarnya, Senin, 25 November 2024.
Namun, lanjut Sukri Tamma, tak dapat dipungkiri juga hal itu dinilai sebagai ketidakkompakan antara parpol dan pasangan yang diusung.
"Cuma tentu memang di sisi yang lain mungkin ada yang akan membaca bagian dari ketidakkompakan. Atau barangkali tidak maksimalnya mesin partai di daerah untuk mendukung kerja-kerja yang dilakukan oleh tim pasangan andalan hati," jelasnya.
Kendati demikian, Dekan FISIP Unhas ini pun mengatakan, ada kemungkinan hal itu juga bagian dari strategi tim pemenangan pasangan tersebut.
"Kita juga bisa menganggap itu bagian dari strategi atau itu bagian dari dinamika yang ada di dalam. Sehingga masih butuh konfirmasi," sebutnya.
Hal ini pun, kata Sukri Tamma, tidak terlepas dari Prabowo Effect sebagai Presiden RI sekaligus Pimpinan Partai Gerindra. Sehingga apapun potensi dinamika di internal partai berlambang kepala Garuda itu pasti akan menuai sorotan.
Sumber: