NasDem Mendominasi Pilkada Serentak di Sulsel, Gerindra dan Golkar Pelengkap

NasDem Mendominasi Pilkada Serentak di Sulsel, Gerindra dan Golkar Pelengkap

Ilustrasi NasDem Juara Pilkada Serentak di Sulsel, Gerindra dan Golkar Pelengkap.--Harian Disway Sulsel-Anton--

“Meskipun misalnya kelihatan di permukaan bahwasanya NasDem itu yang mendominasi, tetapi instrumen yang bekerja itu adalah pasangan bupati atau wali kota yang diusung oleh partai penguasa saat ini terutama Gerindra,” jelasnya.

Adapun mengenai kader NasDem yang lebih banyak menempati posisi 01 di Pilkada Serentak, Tasrifin menyebut,  hal itu  dipengaruhi lebih cepat mengambil langkah untuk membranding kader-kadernya sebagai Calon Kepala Daerah (Cakada) pasca Pileg.

“Karena NasDem lebih dahulu memperkenalkan figur-figurnya bersamaan dengan boomingnya mereka saat Pileg,” sebutnya.

Kendati demikian, Ketua Prodi Antropologi FISIP Unhas ini mengatakan,  pola dominasi NasDem ini akan berubah pasca Pilkada Serentak. Di mana ada kemungkinan para kandidat yang terpilih menjadi Kepala Daerah akan merapat ke partai penguasa seperti Gerindra.

“Saya yakin pola itu akan berubah setelah misalnya pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih nanti, prediksi saya banyak yang bermigrasi ke Gerindra,” kata Tasrifin.

“Secara personal kelihatan di permukaan baju mereka adalah NasDem, tapi kekuatan yang bekerja di bawahnya kerja-kerja koalisi dengan kekuatan partai yang berkuasa saat ini,” sambungnya.

Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe tidak berkomentar banyak mengenai hasil Pilkada Serentak. Mantan Wali Kota Pare-Pare yang saat ini duduk sebagai anggota DPR RI itu mengatakan,  pihaknya  masih menunggu hasil rekapitulasi suara dan penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di setiap daerah.

“Biar kita tunggu hasil menyeluruhnya dulu,” jawabnya singkat saat dihubungi.

Sementara, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Sulsel, Muhammad Natsir mengakui, berdasarkan hasil Pilkada di 24 kabupaten/kota, menunjukkan  Partai Golkar perlu  melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki kinerjanya.

Pasalnya, setelah ditumbangkan NasDem di Pileg, kini Golkar juga harus mengakui dominasi NasDem di Pilkada Serentak.

“Beberapa daerah yang merupakan basis kemenangan Golkar lima tahun lalu kini mengalami penurunan, seperti Enrekang dengan selisih suara hanya 1 persen, serta Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo yang kehilangan peluang dibandingkan hasil survei sebelumnya,” terangnya.

Daerah dengan hasil Pilkada Serentak yang mesti menjadi evaluasi bagi partai ‘beringin’ ini, kata Natsir,  di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).

Di mana sebelumnya, Golkar  sudah memberikan rekomendasi kepada pasangan Syaharuddin – Nurkanaah. Tetapi di akhir waktu berubah dukungan kepada pasangan Mashur Bin Mohd Alias-Muhammad Nasiyanto, yang kemudian sekarang kalah telak.

“Sidrap menjadi contoh lain, di mana rekomendasi awal Golkar untuk saudara Syahar Alrif digantikan berdasarkan permintaan DPD I yang juga mengalami kekalahan. Sejak awal, DPP telah memprediksi kekalahan pasangan Mashur karena elektabilitas yang rendah,” jelasnya.

Meskipun Golkar masih unggul di beberapa daerah seperti Barru, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar, Soppeng, Maros, Wajo dan Luwu, Natsir menegaskan, evaluasi tetap diperlukan.

“Terutama menghadapi Pilkada dengan kondisi konsolidasi yang minim di tingkat provinsi. Ini menjadi fokus utama evaluasi Golkar ke depan,” tukasnya.

Sumber: