Politik Uang Hantui PSU Palopo

Ilustrasi Politik Uang.--Harian Disway Sulsel - Anton--
Masing-masing pasangan calon pun menyatakan penolakan atas praktek politik uang.
Jubir pasangan Naili - Akhmad Syarifuddin, Haedar Djidar mengatakan, pasangan calon nomor 4 itu berkomitmen untuk mematuhi aturan hukum pada proses Pilkada, termasuk menghindari praktek politik uang.
"Pilkada itu harus mengikuti semua aturan hukum yang sudah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan," singkat Haedar.
Sementara Jubir pasangan Farid Kasim Judas - Nurhaenih (FKJ - Nur), Bayu Purnomo, mengungkapkan pasangan nomor urut 2 itu lebih menggunaka tawaran program unggulan sebagai upaya menarik simpati pemilih, ketimbang harus melakukan praktek politik uang.
"Kita pada prinsipnya kalau pasangan FKJ-Nur itu, selalu yang kita gembor-gemborkan, kita pada visi-misinya beliau, cara kita jual. Kita meyakini bahwa masyarakat Palopo ini sudah masuk dalam kategori pemilih cerdas,” tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berharap kondisi aman dan damai dapat berlangsung di PSU Palopo. Termasuk menghindari politik uang atau serangan fajar.
"Kami tidak mau ada kecurangan, salah satu instrumen agar aman dan lancar yaitu tidak ada serangan fajar. Tolong Bawaslu dan Gakkumdu agar tegas," ucap Andi Sudirman Sulaiman.
Andi Sudirman Sulaiman juga mengatakan bahwa ada 48 orang Satpol PP yang ia turunkan di Kota Palopo, hal itu indikasi untuk pengamanan dari segi yang terlihat maupun tidak terlihat.
"48 Satpol PP saya kirim, dan tidak boleh ada serangan fajar, tolong amankan PSU dengan lancar. Dan tolong KPU menjadi pelaksana yang jujur dan adil.
Dalam kesempatan itu, Andi Sudirman Sulaiman juga menekankan agar kiranya Netralitas ASN dijaga, Lurah, Camat jangan ada yang melenceng ke kiri dan ke kanan.
"Dan saya minta tolong kepada pendukung calon agar tidak mengompori pemilih, dan jangan ada kata-kata provokatif," tegas Andi Sudirman Sulaiman. (Reg/F)
Sumber: